Sebagai Desa wisata, Kampung Batik Kemplong, Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan memerlukan pembenahan di berbagai bagian. Ketua Paguyuban Batik Kemplong, D A Failasuf SE, mengatakan, warga di Kemplong, sebenarnya sudah terus berupaya secara mandiri, mengembangkan desa sebagai tujuan wisata. Upaya yang mereka lakukan,sedikitnya adalah dengna membenahi usaha masing-masing, agar menarik untuk dikunjungi.
“Pengusaha batik diharapkan bisa membuat show room atau tempat atraksi wisata, agar menarik pengunjung,” tutur Failasuf.Selain itu diperlukan penyamanan persepsi dari seluruh perajin dan pengusaha batik di Desa Kemplong, untuk mewujudkan kawasan wisata yang akan menarik banyak pengunjung. Penataan Infrastruktur jalan dan lingkungan juga diperlakukan. Namun karena biayanya besar, diperlukan peran pemerintah provinsi dan pusat. Pengembangan Batik Kemplong sebagai Desa Wisata juga akan dilakukan pihaknya dengan dana sebesar Rp 9 juta dari pemprov Jateng yang diterima pihaknya.“Selain itu, kami juga akan berupaya mengajukan permohonan pengmbangan pariwisata dari program PNPM Mandiri Pariwisata,” ungkap Failasuf.
Sosialisasi Desa Wisata siang itu menghadirkan pembicara, Ismu Syamsudin SKar dari Dinporaparbud Kabupaten Pekalongan, Kusnadi SE MSi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang, Suzanna Ratih Sari MM MA dari Pusat Studi Pariwisata Undip, dan Eko Suseno Matruti SE MPar dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Satya Wacana Salatiga.
Pemkab Pekalongan, sangat mendukung keberadaan para pengusaha dan pengrajin batik di Kampung Batik. Salah satu dukungan Pemkab yakni telah direalisasikannya pembuatan Gapura Kampung Batik.
“Tahun 2010 pemkab merencanakan melaksanakan kegiatan Apresiasi Batik Pekalongan dengna agenda kegiatan talkshow, fashion show, pameran dan lomba desain batik,” tutur Ismu.
Menurutnya, perlu keterlibatan semua pihak, baik pengusaha wisata, pengelola wisata, pelaku wisata, masyarakat, dan pemerintah untuk pengembangan Kampung Batik Kemplong menjadi Desa Wisata yang akan dikunjungi banyak orang.
Sementara itu, Suzanna Ratih Sari MM MA dari Pusat Studi Pariwisata Undip, menerangkan, pengertian desa wisata menurut buku yang ditulis Nuryanti dan Wiendu (1993), adalah integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Aspek Desa meliputi atraksi wisata, jarak tempuh, besaran desa,system kepercayaan dan kemasyarakatan, an ketersediaan infrastruktur.(H26-74) (Sumber : Suara Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar