SELAMAT DATANG DI BATIK_KU "PEKALONGAN"

Sabtu, 01 Oktober 2011

Sesuai Nilainya, Batik Kian Dijaga


JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tahukah Anda apa arti 'batik'? Terkadang, kita hanya sebatas mengenal batik sebagai kain dengan berbagai macam motif dan warna, yang dibuat dengan menggunakan bahan canting dan lilin (malam) bahkan dengan cap. Berdasarkan asal katanya, 'batik' ternyata berasal dari bahasa Jawa, terdiri dari dua kata, 'amba' yang berarti menggambar, dan 'titik.' Jadi, menggambar titik itulah batik.
Definisi yang pasti berdasarkan data Tim Cetak Biru "Pelestarian dan Pengembangan Batik Nasional 2012-2025 " Kementerian Perdagangan, batik merupakan kain dengan ragam hias (motif dan warna) yang merupakan ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis yang diyakini masyarakatnya, dan dihasilkan dari sumber daya insani dengan keterampilan tertentu dengan menggunakan alat canting dan atau cap untuk menorehkan cairan malam panas sebagai perintang warna.
Jadi, perlu diingat bahwa kain yang digambar motif batik klasik dengan malam melalui canting dan atau cap itulah yang disebut dengan batik menurut pengertian budaya. Sekaligus kain dengan teknik batik berdasarkan pemahaman personal. Di luar kriteria tersebut hanya sebatas produk bermotifkan batik.
Dengan begitu, batik pun bisa dipandang sebagai ekspresi budaya dan teknik kriya. Sebagai ekspresi budaya karena batik memiliki makna simbolis dan mengandung nilai budaya yang telah diwariskan secara turun temurun. Sementara, teknik kriya dimaksudkan sebagai proses membuat ragam hias pada media kain dengan menggunakan malam dan canting atau cap. Dengan kedua sudut pandang tersebut lantas batik pun dapat menjadi identitas bahkan jati diri bangsa. Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan pun memasukkan batik sebagai bagian dari Gerakan 100 % Cinta Indonesia. Salah satu aplikasinya, batik kini dipakai sebagai seragam pegawai negeri yang dipakai setiap hari Jumat.
Batik kini telah diakui Unesco sebagai The Intangible Cultural Heritage pada 2 Oktober 2009. Kain bermotif ini dinilai sebagai warisan budaya tak benda yang memiliki tradisi dan ekspresi lisan, praktik sosial hingga keahlian dalam bidang kerajinan yang memiliki budaya.
Dengan pengakuan tersebut, pemerintah harus bertanggung jawan untuk melakukan pengamanan dan pelestarian warisan budaya ini. Pengamanan dan pelestarian tersebut kini telah tertuang dalam Cetak Biru Pelestarian dan Pengembangan Batik Nasional. Peluncurannya telah dilaksanakan pada Rabu ( 28/9/2011 ) lalu, dalam acara World Batik Summit, di Jakarta.
Batik akan terus berkembang. Itulah pesan yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam pembukaan World Batik Summit di Jakarta, Rabu ( 28/9/2011 ) lalu.
"Saya masih melihat peluang untuk meningkatkan lebih tinggi dan lebih besar lagi," ungkap Presiden.
Bahkan, pemerintah pun tidak tangung-tanggung mengamankan dan melestarikan batik. Ini dibuktikan dengan kunjungan Mendag Mari Elka Pangestu beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono ke sentra Batik di Pekalongan sebagai rangkaian acara World Batik Summit tersebut, pada Senin ( 3/9/2011 ) besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar